Kami Anti Ibu Tiri
Dengan santai Lylia berjalan menuju ruang makan untuk makan bersama dengan keluarga. Ayahnya tersenyum lembut. Ada dua anak cowok kakak kembar Lylia,Calvin sama Malvin. Mereka kelas 3 SMU. Lylia kelas 1 SMP.
“Lho, kak Yuan ngga ada?” kakak tertua Lylia gak kelihatan. Muncul suara. “Ooh,adekku Lylia kangen ya..” itu Yuan, kini kuliah di Univ. Indonesia—hukum. Yuan itu kakak yang paling disayang Lylia. Yuan juga gawe, dia jadi asisten direktur pada kantor perpajakan. Yuan duduk disebelah Lylia.
Hanya pada saat makan malam saja keluarga itu dapat berkumpul bareng. Yuan nyeletuk ditengah makan. “Mal,gimana, lo udah bisa ngegebet adek kelas lo—siapa tuh, Malla..” muka Malvin merah padam. Adik kembarnya,hanya menatap sebentar. Calvin gak niat sama cewe—dia terlalu sibuk dengan karya ilmiahnya.
“YUAN!!!” Yuan melakukan kesalahan besar. Lylia tertegun. “Malla? Siapa lagi tuh? Korban baru kak Malvin ya?” Malvin itu playboy abis. Papa ketawa. “Hahahaha.. ya ampun Malvin! Kamu jangan gitu dong sama cewe. Cewe’kan punya perasaan. Coba adikmu Lylia digitu’in—kamu juga pasti gak terima kan?”
“Yah Papa! Kayak gak tau anak muda aja. Lagi Malvin’kan dilahirkan dengan kondisi ganteng—jadi mau gimana? Malvin gak ngejar malah dikejar-kejar. Malvin kan gak salah. Kalo adek Malvin digitu’in—orang yang pertama yang bertindak itu Malvin. Malvin janji!! Bakal ngabisin cowo yang maen’in Lylia. Gimana Ly.. lo seneng kan punya kakak kayak kak malvin.” Astaganaga! Cowo itu—emang keren sih.. tapi pe-de banget. Sok te-o-pe.
“Iih..Narsis banget lo,Kak!!” Malvin sok berlagak.Calvin, kembarannya yang lebih sering berdiam diri akhirnya angkat bicara. “Mal, lo itu cuma menang muka—otak jongkok..” sindir nya. Malvin ngga sepinter Calvin.jauh dibawah malah. “Siake lo. Bilang aja,lo itu ngiri sama gue. Walo kita kembar and mirip—gak ada cewe suka sama lo. Lo sih terlalu banyak inget rumus fisika.”
“Dari pada cuma jual tampang—“ balasnya gak mau kalah. “Wah, cari masalah lo…” gertak Malvin. “Heh!! Udah udah. Mau makan juga malah berantem. Lagian lo berdua’kan kembar!!” ujar Yuan. Lalu makan malam kala itu berlangsung tenang.
Hingga papa berkata bergini,
“Anak-anak, besok kalian ngga kemana-mana’kan? Besok makan malem di luar,Yuk!” tumben-tumbenan. “Yah, Papa! Malvin mau nonton sama Vindy.Tapi gak penting banget sih. Yah udah nanti Malvin batalin.” Semua menggeleng-geleng. “Ayo Pa!Mau makan dimana? PS—Gading—Artha Gading—TA—atau tempat lain?” semua pusat perbelanjaan disebutkan oleh Lylia. Kalau Calvin cuma ngomong, “Kalo aku sih.. oke oke aja. Gak ada masalah.”
Yuan yang paling dewasa bertanya, “Emang ada acara, Pa?” semua anak mengamati raut papa mereka yang masih segar. “Papa mau kita sekeluarga makan bareng dengan teman wanita papa. Dia wanita baik-baik. Papa yakin kalian suka padanya.” Senyum lebar tertambat pada muka papa muda itu.
Sedang keempat anaknya saling mengamati anak-anak lainnya. Apa maksud makan malam ini?Sebuah perkenalan dan kemudian berlanjut ke arah pernikahan. Tidak! Rencana pernikahan ini harus segera dibatalkan. Mama Rena tidak akan pernah tergantikan. Dan hanya kami yang dapat menggagalkan nya.
“Enak aja. Papa kita mau diambil..aku gak setuju.” Kata Lylia di kamar Yuan. Keempat anak merencanakan sesuatu. “Aduh—terus hubungan gue sama Vindy gimana dong? Ini’kan first date pertama gue sama dia.” Keluh Malvin. “Dan first date lo yang pertama bukan sama Vindy doang kan?” celetuk Yuan.
“Apa salahnya papa menikah lagi?” kok Calvin gak kompak sendiri. Yuan, Lylia dan Malvin berteriak bersama. “NGGAK!!!” Calvin kalah 3 banding 1. “Baiklah—terserah kalian. Apa rencana kalian?”
“Hanya ada satu cara—bikin tante itu benci sama kita..” tumben Malvin punya ide bagus. “Tumben otak lo jalan..” sindir Calvin. Malvin udah terlalu sering direndahkan olehnya.
“Betul,betul kata kak Malvin.Tapi,kak Yuan—gimana caranya?” Yuan berpikir sejenak. Tersenyum dengan penuh ide gila. “Kita ancur’in aja makan malamnya.” Kemudian Yuan membisikkan something kepada ketiga adiknya.
Hari dinner itu tiba. Yuan beserta ketiga adiknya diantar Pak Ujang naik mobil ke salah satu Food Court di Mall Taman Anggrek. Sejak semula mereka bete. Masa ke TA yang anter supir. Papa mereka malah jemput tante—siapa tuh.
Meja yang dipesan Papa udah ditempati oleh keempat anak itu. Mereka tampil berbeda. Semua cakep. Tak lama kemudian, Papa datang menggandeng tangan seorang tante-tante yang lebih muda sedikit dari mendiang mama mereka.Tapi sok cakep gitu. TP (tebar pesona). Malvin bergumam, “ya ampun Pa. Selera Papa kok jauh dibawah Malvin sih.. Malvin aja lebih jago dari urusan ini.”
“Ini tante Rydie.” Keempat anak menyalami tante itu dengan sedikit dingin. Omongan basa-basi terjadi. Namun apa bila salah satu dari Yuan, Lylia, Calvin atau Malvin ditanya-tanyain. Mereka membalas dengan malas banget. Bokap aja sampe bingung. Rencana mereka dilancarkan.
Dengan sengaja—pura-pura gak sengaja—Lylia menumpah kan sauce pada gaun Pinknya. Dan mengaduh. Yuan,Malvin dan Calvin tersenyum bangga. Akting bagus,Ly. “Ooh..kamu gak apa-apa, Ly?” tante gak jelas itu menghampiri Lylia dengan sok pura-pura baik. Muak rasanya.
“Kamu hari ini lain,ya Ly?” papa merasa lain pada anak bontotnya. “Eh..Ngg.. Mm.. aku lagi gak enak badan aja, Pa!” Lylia bicara dan dengan tante itu. “Tante..” lalu dia memandang papanya. “Tante siapa Pa?” betapa sedihnya hati tante itu, namanya gak diingat. Namun ditahan.
“Lylia! Kamu lupa, papa tadi’kan udah kasih tau..tante Rydie.” Padahal Lylia hapal betul sama cewe ganjen itu. “Ooh.. Iya tante Rydie. Tolong anterin Lylia ke toilet ya..Please..” mohonnya dengan senyum sinis. Karena perasaan gak enak tante itu setuju mengantarkan Lylia ke toilet.
Dua orang itu sudah masuk ke toilet wanita. Wanita itu mencoba pura-pura perhatian ke Lylia dengan menawarkan tissuenya.Juga mencoba membersihkan gaun Lylia yang tadi ketumpahan sauce. Lylia marah—gak terima.
Dia mendorong tante kurus itu masuk ke salah satu pintu dan menguncinya. Tante itu teriak-teriak. Badannya langsing jadi memudahkan Lylia mendorong dia. Lalu dari luar Lylia berteriak—untung pada saat itu sepi. “Eh tante ganjen. Gue kasih tau ya.. lo gak bakal bisa menangin hati gue sama sodara-sodara gue. Lo jangan coba-coba deket’in bokap gue lagi. Kalo gak—semua kakak gue bakal labrak lo…” Lylia keluar toilet penuh kemenangan. Tante itu masih teriak-teriak.
Cewe itu mengeluarkan sambal di kantongnya dan menaburkan pada bagian bawah gaunnya agar seolah-olah tante itu yang melakukannya. “Papa..” anak bontot itu acting pura-pura nangis. Lalu bilang pada ayahnya bahwa Tante Rydie menumpahkan sauce lagi. Tante Rydie itu tante yang jahat. Dia juga minta agar ayahnya tidak mendekati tante itu lagi.
“Baiklah.papa gak akan memaafkan orang yang membuat mu menangis,Lylia. Mari kita pulang..” lalu sekeluarga itu pulang, “Naik mobil papa aja. Biar Pak Ujang pulang sendiri. Oh ya, kenapa kalian begitu membenci tante Rydie?” Tanya papa pada keempat anaknya.
“Karena kami anti ibu tiri, Pa!!” jawab Yuan, Calvin, Lylia dan Malvin bersama.
—Tamat—
Sabtu, 29 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar