The Last Memory
Dengan riang seorang gadis 17 tahun mendatangi kamar kakaknya, Carrisa. Gadis tujuh belas tahun itu Amanda. Carrisa yang beda setahun sama adiknya dengan malas mendengar seluruh curhatan adik satu-satunya itu.
“Ooh.. Carrisa. Kau tau, hari ini aku udah bisa lupa’in si playboy kacangan macam Fabio. Dia begitu aja lenyap dari ingatanku. Good News, bukan?” tawa Amanda ringan.
“Baguslah.. Kau gak boleh terlalu lama mengenangnya.”
“Dan bahkan aku sudah menemukan penggantinya..” mata Carrisa terbelak mendengarnya. Rasanya baru kemarin adiknya nangis-nangis gara-gara di putusin sama cowo yang bernama Fabio. Eh, esoknya dia udah dapat gebetan baru. Atau lebih..?
“Apa?! Secepat itu lo dapat cowo lagi?” Manda cengar-cengir. Dan menjelaskan. “Bukannya nasehat kamu untuk cepet-cepet ngelupain Fabio?” balik nanya nih anak. Carrisa memutar bola matanya.
“Bukan berarti secepat ini dapat cowo kan?!”
“Udah lah.. besok aku bawa cowo baruku. Anak kuliah bo.. udah gawe lagi. Pokoknya jauuuh lebih baik dari Fabio. Dan lebih dewasa, lo orang pertama yang gue kenalin. Udah ya.. gue mau ngerjain Pr.” Manda pergi dari kamar Carrisa.
“Terserah. I don’t care..”sinisnya.Artinya— aku gak perduli Dia emang males denger curhatan playgirl itu. Terlalu cepet ganti cowo. Manda bener-bener belom ngerasain yang namanya cinta.
Sepulang sekolah, Carrisa hanya membaca majalah kesukaannya, KaWanku. Saat itulah, mama turun dari tangga dengan pakaian rapi. Seperti hendak pergi ke suatu tempat.
“Mama mau pergi?” hardiknya.
“Iya, mama mau pergi ke beberapa butik. Karena Sabtu besok—mama sama papa mau ke resepsi pernikahannya Tante Irna di Bandung..”
“Ooh..” Carrisa hanya bicara begitu. Dia malas ngurusin urusan orang. Motonya I don’t care.. Carrisa itu untuk ukuran cewe terlalu cuek. Jarang cowo kesengsem sama mukanya. Terakhir kali pacaran tiga bulan lalu sama anak kuliahan.
Mama udah berangkat lima belas menit yang lalu paling diantar pak supir. Pintu gerbang seperti ada mobil masuk. Mustahil papa, karena papa pulang malam. Lalu siapa? Jangan-jangan Manda sama cowo barunya.
Benar. Manda terlihat muncul sama cowo kuliahan. Dengan mesra mereka masuk rumah,dengan tangan cowo itu melingkar pada pinggul Amanda.
Apa? Jadi itu cowo barunya Manda? Kasihan banget dia dapet bekas gue. Itu’kan Arjuna. Anak kulihan yang tiga bulan yang lalu gue putusin.
Tu cowo munafik. Sok romantis— enek aku dibuatnya. Tapi gue udah putus ini. Bodo. I don’t care.. Carrisa gak pernah cerita ke Manda kalo dia udah jadian sama Arjuna. Carrisa duduk di ruang tamu.
Manda yang gak tau apa-apa segera berkata,
“Kak, ini cowoku.. yang aku ceritain ke kakak kemarin. Namanya Arjuna.” Muka Carrisa nampak malas.
Muka Arjuna juga nampak padam. Tak dapat berkata. Melihat mantannya rupanya kakak cewe barunya. Manda segera berkata pada Arjuna.
“Jun, aku ambilin minuman buat kamu dulu ya.. kamu ngobrol aja dulu sama kakakku.”
Baik Arjuna atau Carrisa tidak saling bicara. Akhirnya Arjuna memulai dengan berkata, “Hai..” Carrisa memotong,
“Gak gue sangka adek gue dapet cowo kayak lo. Oh, ya Jun. Gue kasih tau—lo ngga usah cerita sama Manda kalo lo itu mantan gue. Anggap aja yang dulu ngga pernah ada.” Kata Carrisa ketus.
“Ris, lo mau jaga perasaan adik lo—tenang aja. Gue gak bakal nyia-nyia’in adik lo. Gue udah serius banget sama dia.”
Iih.. sok romantis.. sok keren.. sok cakep.. padahal gak banget.
“EH, itu sih urusan lo sama Manda, bukan urusan gue. Sory. I don’t care— Aku gak perduli..” teriak Carrisa.
“Lo gak berubah ya? Moto lo itu melulu..”
“Terserah gue. Oh iya gue kasih tau aja, setau gue Manda itu ngga pernah serius sama cowo. Tapi terserah lo’nya juga sih…” Carrisa meninggalkan memory lamanya itu. Arjuna menatap kepergian Carrisa hingga lenyap dari pandangan mata.
Arjuna termangu diam mendengar penjelaskan Carrisa. Sebenarnya ketika putus—dia masih sayang sama Carrisa namun Carrisanya—dia gak mudah percaya sama cowo. Maka Arjuna segera diputusin.
Benar. Ngga ada sebulan hubungan Arjuna dengan Amanda udah kandas ditengah jalan. Karena Amanda menemukan kisah cinta terbarunya— Rico. Begitu seterusnya.
FIN
Sabtu, 29 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar